Selamat datang di Blog Chui

Cari Blog

Kamis, 22 April 2010

Sebuah surat untuk mu Adikku yang Pernah Q sayang.......

Kepada
Adikku ( AI NURAISAH )
Yang di Rahmati Alloh Yang Maha Rahman…

Assalamulaikum wa Rahmatullah wa Barakaatuh.
Doaku mengawali isi surat ini, semoga yang menulis surat ini dan yang membaca surat ini diampuni dosa-dosanya oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Semoga harapan dan cita-citamu menjadi bagian dari Rahmat dan Ridho Allah ‘Azza wa Jalla.
Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedanku dikala malam. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada dihadapanmu. Surat ini adalah usaha penghabisanku untuk mewujudkan harapanku, dan meyakinkan diriku bahwa mengharapkan kepercayaan dari seorang wanita tidaklah mudah..
Adikku...
Maafkanlah segala keterbatasanku, yang membuatku tak pernah bisa sempurna dalam tingkah laku. Membuatku selalu berbalut salah dan angkuh hati saat bersamamu. Kuharap engkau dapat memaafkanku.
Indahmu membuatku tak bisa memungkiri segala keinginan ketulusan hati. Mampukah diriku untuk meraihmu.. Menghapus kesepian dan menuangkan segala keluh ke dalam candamu.. Apakah tidak ada jalan bagi lelaki bodoh sepertiku untuk mendapatkan kepercayaan dan Cinta kamu ? Bukankah ajaran agama kita adalah ajaran penuh rahmah dan kasih sayang ?
Adikku...
Boleh saja kamu menjadi tak suka kepadaku, tapi jangan sampai kamu membenciku, karena aku akan merasa lebih malu kepadamu.. Apabila kamu Benci kepadaku.. Telah kusadari Betapa perihnya selama ini perhatian dariku tanpa balasmu, Jelas sudah kau tak pedulikan aku lagi. Aku sudah mengakui dimana letak salahku dan kekuranganku, semoga itu bukan menjadi sebuah tolok ukur bagimu atas apa-apa yang ada pada diriku.. Ku harap hubungan kita takkan pernah putus walaupun hanya dalam pertemanan / sahabat biasa…
Maafkan atas segala ucap yang kurang berkenan di hatimu, karena manusia sepertiku tak berdaya…
Aku mohon do’a dan restu dari kamu karena………….
Aku yakin do’amu akan menyertaiku selamanya, karena kamu ahli ibadah……….

Wasalam


Orang yg pernah suka kpd kamu


Aku punya beberapa artikel yang di dapat dari Sebuah Novel Temen aku, yang berjudul “IZINKAN CINTA MENYAPA”
Karya : Azki Hakim, 366 halaman.

Ini salah satunya :

Cinta memang menjadi indah saat ia utuh. Mencintai sesuatu memiliki konsekuensi untuk bersatu dan saling melengkapi. Cinta adalah keping rasa yang terindah, yang terus menerus bergerak dinamis. Cinta adalah reaksi kimia pencarian keseimbangan. Cinta adalah stoikiometri. Bila reaksi ini berhasil membuat sebuah molekul cinta yang utuh, maka ia akan bergerak lagi untuk membuat sekumpulan molekul yang utuh, demikian seterusnya. Sampai mana dan kapan ? Sampai cinta benar-benar utuh dan tak hendak saling melengkapi lagi.
Dimana itu ? Kapan itu ? Di muara tempat semua anak sungai cinta bertemu, di mata air dimana semua anak sungai cinta bersumber. Yah, cinta akan mencapai kondisi equilibrium di sebuah tempat dimana awal dan akhir tidak ada bedanya. Di sebuah tempat ketika sebuah kata tanya sudah tak memerlukan lagi jawabannya. Mengapa ? Karena cintalah yang mengawali dan pada gilirannya karena cintalah tempat kita menuju. Lalu dimana sebenarnya cinta itu ?
Cinta itu bersemayam di ”surga”. Surga yang mana ? Surga yang kita bangun keping demi kepingnya dengan sensasi rasa lembut, ingin memberikan yang terbaik, dan direkatkan dengan paku-paku cemburu, sakit hati, dan bahkan obsesi. Bila paku-paku dan pasaknya terlalu dalam dibenamkan dan terlalu banyak ditancapkan maka hati sebagai buruh cinta akan tetanus dan kejang-kejang. Kondisi inilah yang mengakibatkan hidup menjadi tidak tenang. Wahai jiwa-jiwa yang tenang kembalilah kepada Sang Maha Pencinta dengan anggun dan bermartabat ! lalu ketika seseorang diuji cintanya dengan siksaan badaniah ia hanya berujar lirih:
”Ahad,ahad...satu yang kumau dan hanya satu pula yang kutuju. Love will find a way, cinta akan menemukan pasangan aksennya, akan menemukan belahan hatinya. Ketika cinta itu menyatu, maka antara kau dan aku apalah artinya ?
Siapakah engkau kekasihku ? Siapakah aku kekasihku ? Tak perlu aku jawab, karena dalam cinta kau adalah aku dan aku adalah kau. Aku milikmu100% karena aku adalah engkau. Kau adalah urat nadiku, yang mengalir menghantarkan kehidupan, dan kau adalah aku dengan prasangkaku.

Dan cinta yang utuh bisa saja justru tak kelihatan, tak berbentuk, dan saling meniadakan. Cinta yang utuh adalah sebuah nilai, dimana di dalamnya terdapat unsur kepercayaan dan keyakinan. Cukuplah hanya percaya dan yakin saja, ada dan tiada bukanlah masalah cinta. Cinta tidak harus teraba, terukur, dan terbalas. Mencintai adalah sebuah proses untuk belajar memahami diri sendiri. Mengenal arti kecewa, sedih, dan harapan yang tak terwujudkan. Mengapa ? Karena dengan cintalah sirna semua ukuran. Bila kita sungguh-sungguh mencintai sesuatu, maka kita tidak akan kecewa pada saat nasib tidak mempertemukannya dalam sebuah ruang yang sama.
Kita tidak akan sedih pada saat cinta terjebak dalam dimensi bahasa yang berbeda, dan kitapun tidak akan putus harapan saat cinta berseberangan jalan dan pemahaman. Mencintai adalah sebuah proses yang sudah seharusnya begitu, apa adanya. Cinta pada hakikatnya akan meluruhkan keakuan, karena semua kemarahan,keangkuhan dan kekecewaan bersumber dan berasal dari “aku”. Aku yang tersakiti, aku yang merasa bahwa cinta tak berbalas, aku yang berpikir bahwa sudah semestinyalah cinta itu berbalas. Kenapa kita menderita karena cinta ? Karena kita sendirilah yang mendefinisikan makna cinta beserta implikasinya. Bila kita menyadari, bahkan cintapun sebenarnya bukan milik siapa-siapa, maka cinta itu akan menjadi seringan kapas dan sehangat wedhang ronde.

Cinta memang terkadang egois. Seringkali keegoisan itu ditunjukkan dengan hadirnya sebuah konsekuensi mencintai yang sebenarnya tidak perlu, yaitu : bukti. Kita ingin orang yang kita cintai memberi kita kesempatan untuk membuktikan seberapa dalam cinta kita kepadanya, sehingga kita menajdi marah dan menyesali diri atau keadaan apabila kesempatan itu ditiadakan. Padahal jikalau kita mencintai, ya cintai saja apa adanya, tanpa beban dan tanpa kewajiban untuk membuktikan. Pertanyaannya adalah : jika kita meminta kepada sesuatu yang kita cintai suatu kesempatan untuk membuktikan cinta kita, untuk siapakah sebenarnya hasil pembuktian itu diperuntukkan ?

Bila cinta dan bahagia dicerna untuk mencari makna, maka ia akan menjadi tak bermakna, hambar dan tak mengenal cita rasa. Sebaliknya bila cinta dan bahagia dirasakan, dicicipi, dan disendaguraui maka ia akan jadi lezat, sedap, dan lucu sekali. Memang itulah sensasi kehidupan : lezat, sedap, dan lucu sekali !

Karena cinta bukanlah intensitas, karena cinta bukanlah produk kesepakatan, maka cinta tidak bisa diciptakan dan dihadirkan melalui hasil olah pikiran. Karena cinta terbentuk dari seberang kesadaran. Semakin sadar kita dalam mencintai, maka akan semakin banyak pula tumbuh kekhawatiran. Cinta sejati adalah cinta tanpa persyaratan.
============ I LOVE YOU =============

aQ mengharapkan Cinta kM…..

walau itu Gx pasti…..


mungkin kM Gx suka sama aQ…..

Andai saja kM tahu, Sejak pertama kali aQ lihat kM Aq langsung suka sama kM..
Andai saja kM tahu, senyummu menggetarkan kalbu..
Andai saja kM tahu, aQ cinta kM..
Andai saja kM tahu, aQ sayang kM..
Andai saja kM tahu, Cinta Q hanya untuk kM..

Terima kasih kM udah mau menghibur aQ d saat suka maupun Duka…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar